Entri Populer

Kamis, 18 April 2013

MEMBUAT PUPUK ORGANIK (KOMPOS) CAIR DARI LIMBAH RUMAH TANGGA

MEMBUAT PUPUK ORGANIK (KOMPOS) CAIR

Setiap orang tidak menginginkan tinggal di tempat yang banyak sampahnya, karena bau yang menyengat dari sampah membuat kita tidak merasa. Apalagi kesadaran masyarakat saat ini tergolong rendah dalam hal mengurangi produksi sampah.
Tingginya tumpukan sampah di berbagai tempat antara lain disebabkan oleh belum adanya pengelolaan dan pemisahan sampah. Tidak banyak warga masyarakat yang menggunakan tempat sampah berbeda untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik.

Masyarakat sebenarnya bisa ikut mengurangi dampak dari sampah dengan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik mulai dari rumah. Selain itu pengelolaan sampah juga bisa mengubah sampah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sampah kering (anorganik) bisa dimanfaatkan untuk daur ulang menjadi berbagai macam barang. Sedangkan sampah basah (organik) bisa dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik, produksi bioetanol, maupun produksi biogas. Berikut ini akan kami uraikan teknik sederhana mengenai pembuatan kompos cair dari limbah rumah tangga.

Peralatan Yang Dibutuhkan

Untuk membuat pupuk organik cair dibutuhkan peralatan atau wadah yang sering disebut dengan komposter. Biasanya terbuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam maupun di luar ruangan. Jika diletakkan di dalam ruangan, untuk mengurangi bau sebaiknya lubang udara disambung dengan pipa yang menuju ke luar ruangan agar bau gas yang ditimbulkan selama proses dekomposisi bisa langsung terbuang ke udara bebas.

Komposter dengan bantuan mikroba aktifator kompos (mikroba dekomposer) dapat mengubah sampah sisa rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Mikroba dekomposer tersebut banyak dijual di pasaran baik dalam bentuk ragi, bakteri, maupun fungi.

Dengan instalasi udara di dalamnya komposter dapat digunakan sebagai wadah dekomposisi limbah organik secara aerob sehingga dapat mempercepat penguraian sampah. Selain itu komposter juga mampu menjaga kelembaban dan temperatur sehingga mikroba dekomposer dapat bekerja merombak bahan organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi atau air sampah terpisah dari material padat sehingga akan memudahkan pembuat pupuk untuk mengambil pupuk organik cair tersebut. Berikut ini langkah-langkah membuat komposter untuk skala rumah tangga.
Alat dan bahan :
  1. Tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
  2. Pipa paralon ukuran panjang 13 cm dengan diameteri 1 inchi, 2 buah
  3. Pipa paralon ukuran panjang 10 cm dengan diameteri 1 inchi, 1 bua
  4. Pipa paralon ukuran panjang 9 cm dengan diameteri 1 inchi, 1 bua
  5. Sambungan pipa berbentuk T, 1 buah
  6. Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
  7. Kran plastik, 1 buah
  8. Kasa Plastik
  9. Lem PVC
  10. Meteran
  11. Bor
  12. Pemotong pipa/gergaji
  13. Pipa besi berukuran 1 inchi

Cara Membuat Kompos Cair

  1. Buat dua lubang udara menggunakan pipa besi yang dipanaskan di sisi kanan dan kiri tong plastik dengan diameter disesuaikan dengan diameter pipa paralon.
  2. Buat satu lubang lagi yang terletak kurang lebih 10 cm di bawah lubang pertama menggunakan pipa besi yang dipanaskan. Diameter lubang disesuaikan dengan diameter pipa paralon, sedangkan posisi lubang bisa terletak pada sisi diantara dua lubang di atas.
  3. Buat lubang-lubang kecil menggunakan bor di badan pipa paralon berukuran 13 cm dan 10 cm. Bungkus lubang-lubang kecil tersebut menggunakan kasa plastik dengan rapi.
  4. Selanjutnya instalasi udara komposter dapat dirangkai, dimulai dengan memasang kedua pipa paralon berukuran 13 cm pada lubang kanan dan kiri tong plastik. Kedua pipa paralon tersebut dimasukkan dari arah dalam tong plastik hingga keluar sekitar 3 cm dari dinding tong plastik sehingga panjang pipa paralon di bagian dalam sekitar 10 cm.
  5. Kedua ujung pipa paralon yang mencuat keluar tong plasting ditutup dengan kasa plastik. Cara penutupannya dengan memberikan lem PVC di ujung pipa dan tempelkan kasa plastik tersebut dengan rapi.
  6. Selanjutnya di bagian dalam tong plastik, kedua pipa berukuran 13 cm disambung dengan sambungan pipa berbentuk T dengan salah satu kaki sambungan menghadap ke bawah.
  7. Dari kaki sambungan pipa berbentuk T yang menghadap ke bawah disambung dengan pipa paralon berukuran 10 cm.
  8. Kemudian pada ujung bagian bawah pipa paralon berukuran 10 cm tersebut disambung dengan sambungan pipa berbentuk L dengan salah satu ujung sambungan pipa berbentuk L tersebut menghadap ke lubang ketiga.
  9. Dari sambungan pipa berbentuk L disambung pipa paralon berukuran 9 cm mengarah ke lubang ketiga, kemudian sambungkan dengan kran plastik dari bagian luar.
Demikian pembuatan komposter telah selesai dan siap digunakan. Teknik tersebut bisa diaplikasikan untuk pembuatan komposter kapasitas besar, tinggal ukuran pipa paralon untuk instalasi udara yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Teknik Pengomposan

Seperti diuraikan di atas, alat yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik cari adalah komposter. Komposter ini merupakan alat yang bisa digunakan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi kompos baik dalam bentuk padat maupun cair. Jadi semua sampah yang tergolong limbah organik bisa digunakan sebagai bahan, seperti sisa sayur, buah, sisa makanan, sisa dapur, bahkan limbah organik dari kebun.

Semua bahan dirajang terlebih dahulu agar proses dekomposisinya lebih cepat dan sempurna. Selain itu potongan yang kecil-kecil bisa memaksimalkan kapasitas atau daya tampung komposter. Siapkan bio aktivator komposer untuk membantu proses dekomposisi. Sebaiknya ditambahkan air cucian beras dan gula merah untuk menambah energi mikroba dekomposer tersebut. Larutkan mikroba dekomposer dengan 1 liter air. Konsentrasi larutan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan produk mikroba dekomposer yang digunakan. Masukkan semua bahan ke dalam komposter yang sudah disiapkan sedikit demi sedikit sambil disiram larutan mikroba dekomposer, sehingga pemberian aktivator bisa merata keseluruh bahan. Setelah semua bahan dimasukkan lalu tutup rapat-rapat komposter tersebut.

Pada awal pemakaian komposter baru bisa menghasilkan air lindi atau kompos cair dalam waktu dua minggu. Selanjutnya pengambilan lindi dapat dilakukan dalam waktu 2-3 hari sesuai kebutuhan. Pengambilan air lindi hanya sebatas kran, karena air lindi di bawah kran dibiarkan saja untuk membantu proses dekomposisi. Air lindi tersebut sudah banyak mengandung mikroba aktivator sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengomposan.
Air lindi yang sudah diambil sebaiknya dicampur lagi dengan mikroba dekomposer agar kandungan mikrobanya lebih banyak. Berikan 10 ml mikroba dekomposer per liter air lindi. Diamkan selama 2-3 hari, setelah itu pupuk organik cair siap untuk diaplikasikan. Pupuk organik cair tersebut bisa disimpan selama 1-2 bulan.

Jika pengomposan awal suda berjalan, selanjutnya limbah organik bisa dimasukkan setiap hari. Jika komposter sudah penuh, maka kompos padat yang ada di dalam bisa diambil sesuai dengan jumlah sampah organik yang akan dimasukkan. 

Selamat mencoba!
 Sumber : http://petunjukbudidaya.blogspot.com

Rabu, 17 April 2013

CARA MENANAM BUAH NAGA DI POT

Jika anda ingin menikmati buah naga secara gratis, atau menanmnya dalam jumlah yang kecil. Itu mudah saja… anda bisa saja menanamnya dipot. Selain anda bisa menikmati buahnya, buah naga ini juga akan menghiasi rumah nada. Kelebihan yang lain adalah tanaman ini bisa anda pindah-pindah sesuai keinginan anda..
1. Menyiapkan Pot
Anda bisa menggunakan berbagai jenis pot dari bahan semen, plastic, tanah liat atau drum bekas yang dipotong. Tetapi menurut pengalaman, pot dari bahan tanah liat adalah yang paling ideal karena tanaman buah naga membutuhkan perubahan suhu yang drastic dari siang ke malam dalam proses pembungaan. Ukuran pot yang digunakan semakin besar semakin baik, minimal berdiameter sekitar 40cm.


2. Menyiapkan Tiang Panjatan
Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat tetapi juga perlu diperhatikan jangan sampai pot tidak bisa menahan beban berat tiang panjatan. Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200 cm disesuaikan dengan besar pot. Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

3. Media Tanam Setelah pot dan tiang panjatan sudah selesai disiapkan, selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Bahan-bahannya adalah pasir, tanah, pupuk kandang dan kompos dengan perbandingan 2:1:3:1. Anda juga bisa menambahkan bubuk batu bata merah secukupnya dan dolomit (kapur pertanian) sebanyak 100 g dicampur rata dengan bahan-bahan tersebut. Kemudian media tanam disiram dengan air hingga kondisi jenuh dan dibiarkan selama sehari semalam.

4. Penanaman bibit Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 30 cm. Selanjutnya bibit ditanam disekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.

5. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman buah naga yang ditanam di pot tidak jauh beda dengan buah naga yang ditanam dikebun yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan ( untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di http://www.buahnaga.us). Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar.
    Sumber : tipspetani.blogspot.com

Buah Manggis dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Tahukah anda bahwa buah manggis (Garnicia mangostana) ialah tanaman buah yang berasal dari Asia Tenggara. Manfaat buah manggis untuk kesehatan sudah lama dikenal karena kaya akan kandungan antioksidan pada kulit manggis dan buahnya. Manfaat buah manggis yang pertama ialah dapat mencegah penyakit yang mematikan. Hal ini disebabkan buah manggis memiliki kandungan zat xanthones. Menurut penelitian zat xanthones ini berkhasiat untuk mengatasi penyakit yang mematikan seperti kanker, diabetes, jantung dan sebagainya. Kandungan zat xanthone yang terdapat pada manggis juga mampu mengobati beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan kanker lainnya. Manggis juga dapat mengurangi tekanan darah tinggi, hypertensi yang terjadi akibat adanya gangguan pada pembuluh darah dan resiko terhadap sakit jantung dan stroke.

Bukan hanya buah manggis, bahkan kulitnyapun memiliki khasiat juga.
Kulit buah manggis berkhasiat untuk antikanker, antioksi dan mengatasi jantung koroner, dan HIV.
Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan bersifat apotosis sebagai penghancur sel kanker.

Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare.

Buah manggis mengandung catechins yang terbukti dapat melawan radikal bebas yang ada di tubuh kita.

Mengkonsumsi buah manggis setiap hari sebagai makanan suplemen, akan mendapatkan zat antioksidan lebih banyak dibandingkan suplemen manapun yang ditawarkan dalam obat-obatan. Selain itu di dalam buah manggis memiliki kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin yang bersifat sebagai antibakteri. Efektivitas alpha-magodtin mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.