Entri Populer

Selasa, 20 Agustus 2013

SEJARAH KABUPATEN TRENGGALEK




Alun-alun Trenggalek
Nama Menak Sopal adalah figur sejarah pemula penyebaran agama Islam di Trenggalek. Peninggalan komplek makam yang sampai kini diyakini dan dipercaya oleh masyarakat Trenggalek tentang pembuatan Dam Bagong oleh Menak Sopal. Bukti-bukti yang merupakan makam Menak Sopal dan istrinya yang tergores pada nisannya sebuah candra sangkala yang yang berbunyi “ Sirnaning Puspito Cinatur Wulan “ dengan arti sirna merupakan ungkapan dari makam dan merupakan tempat orang meninggal maka bernilai 0 (nol) sedangkan Bunga bernilai 9 (sembilan) dan karena bunga ini berdaun mahkota 4 menimbulkan kata Cinatur yang nilainya 4 (empat). Candra yang berarti bulan bernilai 1 (satu) akibatnya angka tahun itu bila dibaca dari belakang adalah 1490 Saka atau 1568 Masehi.Data tersebut menunjukkannya bahwa masuknya Agama Islam di Trenggalek sekitar abad ke- 14 pada waktu Kerajaan Pajang diperintah oleh Sultan Hadi Wijaya.

Dalam sejarah kabupaten Trenggalek disebutkan peristiwa sebelum 1830 yang mengguncangkan pulau Jawa adalah peristiwa pembunuhan penduduk China di Batavia secara besar-besaran oleh VOC pada tahun 1740 yang dikenal dengan nama Pacino atau Geger Pacinan. Akibatnya Raden Mas Garendi yang bergelar Sunan Kuning membantu penduduk China dan mengadakan penyerangan ke Kertosuro pada tahun 1742. Akibatnya Sunan Paku Buwono II terpaksa melarikan diri ke Ponorogo. Dengan bantuan Bupati Martodiningrat dari Ponorogo Sunan Paku Buwono II berhasil merebut kembali Kertosuro yang mengakibatkan putra Bupati diangkat menjadi Bupati.

Bupati Trenggalek yang pertama pada tahun 1743 bernama Sumotruno. Bupati Sumotruno digantikan oleh saudaranya sendiri Bupati Joyonegoro yang merangkap penguasa tunggal di Sawo Ponorogo.
Pada perang Mangkubumen penguasa Trenggalek adalah Ngabei Surengrono yang pada awalnya membantu Raden Mas Sa’id kemudian berganti haluan menggabungkan diri dan mengikuti jejak Sultan Hamenkubuwono I pada akhir peperangan Mangkubumen yang mencetuskan Perjanjian Gianti pada 13 Februari 1755 mengakibatkan Trenggalek dibagi menjadi 2 bagian , sebagian timur termasuk kabupaten Pacitan. Hal ini dapat dibuktikan dengan diketemukannya Tugu perbatasan dari batu yang terdapat di desa Gayam kecamatan Panggul.

Pada tahun 1830 setelah perang Pangeran Diponegoro selesai daerah Trenggalek langsung menjadi milik Belanda. Susunan Tata pemerintahan waktu itu tidak banyak diketahui hanya hanya dapat diperkirakan kalau tidak terlampau jauh bedanya dengan daerah-daerah wilayah kerajaan Mataram yang lain. Pada tahun 1842 Bupati Trenggalek Raden Tumenggung Arya kusuma Adinoto pada tahun 1843 dipindahkan ke Berbek daerah Nganjuk sehingga jabatan Bupati daerah Trenggalek masa itu kosong. Untuk mengisi kekosongan ini diangkatlah Raden Ngabei Joyopuspo yang pada awalnya menjabat patih Trenggalek menjadi Bupati Trenggalek dengan gelar Raden Tumenggung Pusponegoro. Tidak selang lama Raden Tumenggung Pusponegoro wafat sebagai gantinya diangkatlah wedono Tulungagung Raden Gondokusumo menantu Bupati Tulungagung Sunodiningrat pada tahun ( 1845 ).
Secara berurutan Bupati-bupati Trenggalek awal adalah :
1. Sumotruno Bupati Pertama Trenggalek
2. Ngabehi Surengrono ( pada jaman perang mangku bumi). Pada saat perjanjian Gianti tanggal 13 februari 1755 kabupaten Trenggalek terbagi menjadi dua :
Yaitu :
o Bagian Timur termasuk kabupaten Ngrawo
o Bagian Barat termasuk kabupaten Pacitan

3. RT. Mangun Negoro
4. RT. Aryo Kusumo Adinoto
5. R. Ngabehi Joyopuspito (R.T. Puspo Negoro)
6. R. Gondo Kusumo (Tumenggung Sumo Adiningrat) tahun 1845-1850.
7. Mangun Diredji tahun 1850-1894
8. Widjojo Kusumo tahun 1894-1904.
9. Purbo Negoro,tahun 1904-1932 yang merupakan penutup jaman Trenggalek wiwitan.

Perjalanan roda sejarah tak kenal henti, akibatnya Trenggalek pun mengalami masa pemerintahan Orde Lama dan Trenggalek Wiwaha dalam pembangunan. Dari undang-undang nomor 20 tahun 1950 dapat diketahui bahwa Trenggalek dinyatakan sebagai kabupaten yang terdiri dari kawedanan Trenggalek, Kampak, Karangan dan Panggul. Pada awalnya Noto Sugito Patih Tumenggung diangkat sebagai Bupati Trenggalek. Sesudah Noto Sugito Trenggalek diperintah oleh R. Latip sebagai Acting Bupati Trenggalek sejak tanggal 8 agustus 1950 sampai dengan tanggal 27 Desember 1950. Bupati Trenggalek berikutnya adalah Muprapto tanggal 27 Desember 1950 yang berakhir tanggal 21 Januari 1958. Penggantinya R. Abdul Karim Diposastro memerintah sejak tanggal 1 Desember 1958 sampai dengan 1 Juni 1960. Kemudian Abdul Karim Diposastro didampingi oleh R. Supangat Pramironoto selaku Kepala daerah Trenggalek. Masa orde lama diakhiri dengan masa pemerintahan Bupati Kudikuntjarjo diamankan oleh Negara karena tersangkut dalam peristiwa G30S/PKI. Demikian beberapa peristiwa yang dicatat dalam orde lama.

Antara 1 Oktober 1965 sampai dengan 31 Januari 1967 Kabupaten Trenggalek diperintah oleh Bupati Harjito yang merupakan perintis orde baru di daerah Trenggalek. Pada tahun 1967 Bupati Muladi menggantikan kedudukan Bupati Harjito. Sayang sekali Bupati Muladi hanya antara tanggal 1 Februari 1967 sampai 1 Oktober 1968. Semenjak tahun 1968 Trenggalek di pimpin oleh Bupati Soetran yang dengan gigih berusaha memotifasi penduduk Trenggalek agar lebih lebih giat dalam berusaha melipat gandakan produk pertanian. Waktu antara Bupati Soetran dengan Bupati Sudarso satu tahun jabatan Bupati di jabat oleh Moeh Purwanto,Sekretaris dareah tingkat II Trenggalek pada periode Bupati Soetran. Selanjutnya digantikan oleh Bupati Mch. Poernamto. Sampai saat terpilihnya Bupati yang baru. Bupati Soedarso menjabat Bupati mulai tanggal 4 September 1975 sampai 2 Oktober 1985. Selanjutnya Bupati Trenggalek H Harun Al Rasyid mulai tanggal 2 oktober 1985 sampai 2 Oktober 1990. Bupati Drs.H. Slamet menjabat Bupati mulai tanggal 2 Oktober 1990 sampai 2 OKtober 1995 dan digantikan oleh Bupati Drs.Ernomo mulai tanggal 2 Oktober 1995 sampai 20 Oktober 2000. Bupati berikutnya adalah Ir. H. Mulyadi, Wr, MMT yang memegang kedudukan Bupati Trenggalek mulai tanggal 2 Oktober 2000 sampai 2 Oktober 2005. Setelah itu yang memegang kedudukan Bupati adalah H. Soeharto 2005-2010. Dan pada tahun 2010, Ir.H. Mulyadi, Wr, MMT kembali menjabat Bupati Trenggalek sampai sekarang (2013).
Sumber : http://www.mataram-timur.com

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Apakah anda mengetahui makam dari mbah menggung joyopuspo, saya mencari nya..
Terkhir dari buyut saya th 90 bilang bahwa makamnya ada di atas gunung kecil, saya putu wareng beliau...
Dan ingin berziarah ke makam beliau...
Mohon petunjuk
Rahayu....

Anonim mengatakan...

Depan SMAN 1 Karangan